Buku Maskulin dan Feminin karya Save M. Dagun ini merupakan
buku yang diterbitkan oleh PT. RINEKA CIPTA di Jakarta pada tahun 1992 dengan
ISBN. 979-518-266-8. Karya ini merupakan olahan dari berbagai buku diantaranya
: Men and Women, How Diferent are They dari John Nicholson karya ini merupakan
suatu gaya baru untuk mengolah sudut pandang tentang pria-wanita. Semua
mitos-mitos tentang pandangan pria-wanita lama mengenai peranan gender digugat
dengan hadirnya pemikiran-pemikiran baru.
Dalam buku ini menjelaskan
mengenai teka-teki kehidupan pria dan wanita yang belum semua terungkap.
Seperti banyaknnya pertanyaan yang meragukan mengapa manusia hanya tercipta dua
jenis kelamin pria-wanita saja? Mengapa pria-wanita diciptakan dalam perbedaan?
Banyak hal yang merupakan serangkaian pertanyaan yang menyusun buku ini. Salah
satunya hal-hal yang meragukan adanya
perbedaan pria-wanita itu sendiri.
Buku ini menjelaskan dari mulai awal mengenai perbedaan
siapakah sebenarnya pria dan wanita dengan menyuguhkan pandangan pandangan
mengenai keterkaitan masalah peran pria-wanita dalam sudut pandang Biologis,
kebudayaan, psikoanalisa. Dalam sudut pandang ini terlihat jelas mengenai
perbedaan antara pria dan wanita yang dikaitkan dengan berbagai teori biologis,
kebudayaan, dan psikoanalisa. Hormone yang mempengaruhi system reproduksi pada
pria dan wanita juga ikut andil dalam perbedaan pria dan wanita mengenai
peranan gender yang sudah turun menurun melalui gen yang diturunkan oleh orang
tuanya.
Peran jenis gender juga dipengaruhi oleh pembentukan pola
fikir kebudayaan yang menganggap pria lebih dominan dari pada wanita sehingga
untuk memenuhi suatu pemikiran bahwa wanita bias menyamai pria sangat sukar
untuk dikembangkan. Pandangan menurut psikoanalisa juga mengidentifikasikan kecenderungan
sifat kepribadian dipengaruhi oleh jenis kelaminnya.
Dalam hal perbedaan fisik
pria-wanita memiliki perbedaan yang memang dipengaruhi oleh beberapa hal.
Diantaranya: Gen, hormone, kebiasaan, dan pola pemikiran dominasi pria dalam
hal berkegiatan. Semua aspek termasuk organ tubuh bagian dalam yang berbeda
antara jenis kelamin juga mempengaruhi pembentukan perbedaan fisik antar
pria-wanita. Dalam hal kegiatan banyak yang beranggapan bahwa dominasi pria
lebih kuat dari wanita banyak ditentang dengan pemikiran-pemikiran baru.
Pemikiran mengenai kebiasaan yang cenderung bila dilatih sejak dini maka baik
laki-laki maupun perempuan memiliki kemampuan yang sama dalam bidang kekuatan
dan atletik. Dalam hal ini juga dijelaskan mengenai perbedaan pertahanan hidup
yang sampai saat ini masih didominasi oleh kaum perempuan yang lebih bisa untuk
hidup lebih lama dibandingkan dengan pria. Ini dikarenakan oleh kebiasaan
antara pria dan wanita berbeda dalam hal penggunaan tenaga dan kebiasaan
penyakit yang cenderung pria lebih sering mempunyai penyakit lebih sering dari
wanita. Tidak dielakkan juga bahwa adanya perbedaan komposisi kromosom antara
pria dan wanita juga mempengaruhi pola kehidupan antara keduanya.
Perbedaan emosi pada pria-wanita
juga dapat dipelajari dan diamati dari berbagai aspek. Ukuran emosi antar
pria-wanita biasa diukur dengan hal yang biasanya terlihat seperti kebiasaan
emosional kaum wanita pada saat ada hari yang merupakan siklus menstruasi yang banyak
mempengaruhi wanita lebih emosional dari pada pria. Hal ini di gugat dengan
pemikiran-pemikiran baru bahwa pria juga memiliki siklus reproduksi bulanan
yang mempengaruhi siklus emosi pada pria. Banyak hal yang menentang mengenai
tingkat emosional seorang wanita yang mitosnya lebih tinggi dari pada pria. Di
ketahui bahwa baik wanita ataupun pria sama-sama memiliki potensi untuk
memiliki tingkat emosional yang sama hal ini biasa di sebut Androgynous.
Hingga perilaku seksual pun menjadi
perdebatan dikalangan masyarakat pada umumnya. Masyarakat cenderung masih
menganggap bahwa pria masih dominan dalam hal seksual. Hal ini juga mendapatkan
pertentangan dari berbagai penelitian yang menunjukkan potensi wanita semakin
hari semakin memperlihatkan kemajuan dalam hal seksualitas. Bahkan, hampir sama
dengan tingkat seksualitas pria. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknnya
wanita yang melakukan seks sebelum adanya pernikahan.
Perbedaan pria-wanita dalam hal
kecerdasan juga merupakan hal yang masih menjadi perdebatan. Mitos mengenai
masyarakat yang berpandangan bahwa wanita memiliki kecerdasan di bawah pria
sesungguhnya memiliki potensi untuk sama-sama memiliki tingkatan kecerdasan
yang setara. Hal ini hanya di pengaruhi oleh pola fikir yang terbentuk di dalam
masyarakat sehingga membentuk pola kinerja yang menganggap wanita lebih rendah
dalam memiliki kecerdasan dibandingkan dengan pria.
Jika pria-wanita memiliki peran
ganda dalam lingkungan social bukan berarti pria-wanita tersebut merupakan
bentuk kelainan dari gender. Hal ini sangat dimungkinkan ketika pola perilaku
pria-wanita sudah di tanamkan sejak dini. Banyak masyarakat berpandangan bahwa jika
dia seorang wanita maka dia harus berperan sebagai wanita begitu juga
sebaliknya.
Pada penjelasan akhir
pria-wanita dalam perbedaan sikap agresif dan kekuatan memiliki potensi yang
sama. Dari berbagai macam penelitian menunjukkan dalam hal ini pria-wanita
memiliki potensi yang sama tinggal bagaimana penerapan pada kebiasaan untuk
mengembangkan sikap agresif dan kekutanyang dimiliki oleh pria-wanita.